Senin, 12 Juli 2010

SIAPA AJA DECH !!!

Rampak runtut swaranya anganyut-anyut, lah punika ta wau swaraning pradangga, ambar Ketawang Langen Gita Sri Narendra, umiring tindakira sekaring pawiwahan, anenging sang pinangantyan kekalih, ingkang arsa kirab, nulad adi endahing budaya.

Sinten ta ingkang sinaraya anawung krida minangka pangarsaning lampah ingkang sinebat subamanggala……
Kautamening sang subamanggala saya ngalela, kacihna lebda ing adi endahing budaya, katitik nggenira mangarsani kirabing penganten, tumapaking pada tinata runtut nut iramaning gendhing, sinawung ebahing asta mengulah langen mataya. Kawuryan wadana madhep pandulu tumungkul ing bantala, sakedhap-sakedhap asta pangapurancang…..
Gebyar-gebyar pating celorot busananing panganten sarimbit, cinandra kadya daru lelana………..


Kesan sakral dan khidmat, begitu peristiwa kirab atau iringan pengantin sewaktu menjalani pernikahan. Irama gending jawa, pranata cara (Master of Ceremony) yang berpidato dengan lantunan cengkok dalang semakin membuat suasana yang agung, dan dua sejoli yang distatuskan sebagai raja satu hari tampak penuh semangat dengan visi dan misi yang nyata terlihat di wajah masing-masing. Seiring dengan janji dan sumpah sehidup semati yang disaksikan banyak orang oleh kedua pengantin mengawali perjalanan panjang sebuah kehidupan rumah tangga.

Keberanian yang sangat bijak yang dilakukan oleh insan yang selalu mengharapkan berkah dan rahmat Tuhan nya, dan komitmen yang tertata rapi di dalam hati sanubari menciptakan energy yang sungguh hebat untuk sebuah bentuk hubungan dua orang yang nantinya akan menjadi komunitas yang besar sejalan dengan embel-embel nama keluarga yang tersandang pada mereka.

Hanya kesiapan menapak rumah tangga seperti itu hanya ada pada diri yang bijak, dan mungkin karena kepepet karena ketangkep hansip. Suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri, ketika sebagian orang masih ada yang belum siap untuk mengawali ritual kehidupan rumah tangga tersebut, karena memang pada dasarnya; tidak berani, atau memang karena belum Pe Ye (payu), yaitu belum laku.

Prinsip yang cukup idealis pernah diibaratkan pada salah seorang temanku, yaitu;
Ketika dia sudah dapat mencari uang dan berhasil apa yang menjadi prinsip – SIAPA DIA TUCH? Dengan arogansi yang terdukung oleh fasilias.
Kemudian setelah terlalu percaya diri terlontar prinsip – SIAPA DULU, GUE NICH” jelas tuntutan yang harus sesuai dengan selera donk. Eh..lama menjalani waktu sekedar untuk memilih-milih usiapun bertambah, dan ekspresi gelisah mulai timbul ketika satu persatu temannya sudah dulu mengawali rumah tangga , sampai pada akhirnya aksi darurat segera dilakukanya – SIAPA AJA DECH”.

Nah” betapa ironis kalau ternyata sebagian dari kikta justru seringkali disibukkan oleh banyak pilihan, sampai pada akhirnya sama sekali tidak bisa menikmati pilihan-pilihan tersebut….
Pesenku Cuma sederhana “Mas, Kang, Cak,Dab, Bro, Mbak, yu …….cepetan nikah!”

1 comments:

Muhammad Chandra mengatakan...

salam kenal ya
________________
ditunggu kunjungan baliknya sobat...

Batch File Programming | Keajaiban Om Google | Dunia Tips dan Trick | Free Software

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons